BMKG Prediksi Hujan Deras di Indonesia Bakal Berlanjut hingga Awal 2025

  • Bagikan
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, memperingatkan potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang yang diprediksi meningkat pada akhir 2024 hingga awal 2025.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, memperingatkan potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang yang diprediksi meningkat pada akhir 2024 hingga awal 2025.

KLIKINFO.ID, JAKARTA – Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, memperingatkan potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang yang diprediksi meningkat pada akhir 2024 hingga awal 2025. Peningkatan ini disebabkan curah hujan yang diperkirakan lebih tinggi dari biasanya.

Menurut Dwikorita, kondisi ini dipengaruhi oleh fenomena iklim global dan regional yang berkembang sepanjang tahun. Beberapa faktor utama adalah anomali suhu permukaan laut di Samudra Pasifik, Samudra Hindia, serta perairan Indonesia.

“Penyimpangan suhu ini erat kaitannya dengan fenomena La Nina, yang memicu peningkatan curah hujan di Indonesia. Selain itu, fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) juga berpengaruh pada pola distribusi hujan,” jelasnya dalam sosialisasi di Kemendagri, Kamis (21/11/2024).

Baca Juga :  Kawal Pemerintahan Prabowo-Gibran, FORMAS Gelar Seminar Bertajuk Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan

Dwikorita menambahkan, La Nina lemah diprediksi berlangsung hingga awal 2025, menyebabkan suhu perairan Indonesia lebih hangat dari rata-rata. Kondisi ini meningkatkan pembentukan awan hujan yang berkontribusi pada tingginya curah hujan.

Curah Hujan Tinggi di Banyak Wilayah
BMKG memperkirakan sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami curah hujan tinggi di tahun 2025. Diproyeksikan sekitar 67% wilayah Indonesia berpotensi menerima curah hujan lebih dari 2.500 mm per tahun, bahkan beberapa daerah mencapai 5.000 mm per tahun. Wilayah-wilayah seperti Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua menjadi area dengan curah hujan tertinggi.

Sementara itu, sekitar 15% wilayah diprediksi mengalami curah hujan di atas normal, sedangkan hanya 1% wilayah—termasuk Nusa Tenggara Timur dan Papua Barat—diperkirakan menerima curah hujan rendah.

Baca Juga :  Menhan Prabowo Melakukan Pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, di Rusia

Persiapan Menghadapi Musim Hujan
“Intinya, mulai November hingga Desember 2024, La Nina lemah telah terjadi bersamaan dengan musim hujan yang mulai berlangsung,” ungkap Dwikorita. Ia mengingatkan agar masyarakat dan pihak terkait bersiap menghadapi potensi bencana yang mungkin terjadi akibat tingginya curah hujan.

Cuaca tak bisa diabaikan. Peningkatan kewaspadaan adalah kunci untuk meminimalkan dampak buruk dari perubahan iklim ini.

(Klikinfo.id/red)

banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *