Cerita Abimana: Fakta Mengejutkan di Balik Layar Perfilman Indonesia

  • Bagikan
Aktor terkenal Abimana Aryasatya baru-baru ini membuka cerita menarik seputar pengalaman kelamnya di dunia perfilman Indonesia.

KLIKINFO.ID, JAKARTA – Aktor terkenal Abimana Aryasatya baru-baru ini membuka cerita menarik seputar pengalaman kelamnya di dunia perfilman Indonesia. Di balik gemerlapnya industri hiburan, ternyata ada sisi gelap yang jarang disorot.

Dalam sebuah sesi podcast YouTube bersama Kaks Production yang dipandu Arie Kriting dan Mamat Alkatiri, bintang utama film “Gundala” ini berbagi kisah pahitnya selama berkarier. Meski kini telah menjadi salah satu aktor papan atas, perjalanan Abimana ternyata penuh lika-liku.

Ternyata, Abimana pernah menghadapi perlakuan tak menyenangkan di lokasi syuting. Ia mengungkap bagaimana dirinya menjadi korban perundungan di masa-masa awal kariernya. Dengan jujur, aktor berbakat ini menceritakan bahwa dirinya sering diperlakukan tidak pantas, bahkan disebut dengan kata-kata kasar.

Baca Juga :  Raffi Ahmad Diduga Maju Pilgub Jateng, Netizen: Mending Jangan Deh!

“Kalau masih pekerja biasa, kita belum dianggap manusia, bahkan nama kita saja nggak dipakai,” ujarnya sambil mengenang. “Baru kalau sudah jadi senior atau memegang jabatan penting, nama kita dipanggil. Kalau belum, seringkali malah disamakan dengan binatang,” tambahnya.

Pengalaman ini, menurut Abimana, mencerminkan adanya diskriminasi berdasarkan jabatan dalam industri perfilman. Ia menyayangkan masih adanya jurang perlakuan antara kru junior dan senior, di mana para pekerja yang baru merintis sering kali mendapat perlakuan kurang hormat.

Aktor berdarah Spanyol ini juga berbagi pengalaman yang paling menyakitkan baginya. Di depan ratusan orang di lokasi syuting, ia pernah dipanggil dengan sebutan yang sangat menghina. “Bayangkan, di depan banyak orang tiba-tiba ada yang panggil saya ‘eh babi’. Itu benar-benar bikin mental saya jatuh,” ungkapnya dengan nada serius.

Baca Juga :  Kasus Tindak Kekerasan yang Dialami Anak Isa Bajaj Berakhir Damai

Melalui pengalamannya ini, Abimana mengungkap keprihatinannya terhadap situasi di industri film yang masih jauh dari ideal. Ia menekankan pentingnya saling menghormati, tanpa memandang jabatan atau posisi seseorang. “Saya nggak suka sama orang yang suka bullying. Sekarang, anak-anak muda itu jauh lebih sensitif, dan kita harus lebih peka terhadap perasaan orang lain,” katanya penuh semangat.

Abimana juga membandingkan generasi saat ini dengan generasi 90-an yang dianggapnya lebih tangguh menghadapi perlakuan kasar. “Anak 90-an mungkin masih bisa nahan hal-hal seperti itu ya,” canda suami Nidya Ayu Riandri, yang akrab disapa Inong Ayu.

Namun, ia menekankan bahwa perubahan sikap dan pola pikir sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat di dunia perfilman. Dengan optimisme, Abimana berharap industri film Indonesia bisa terus berbenah dan memberikan ruang yang lebih adil bagi semua pekerjanya.

Baca Juga :  Video El Rumi Peluk Syifa Hadju di Parkiran Bikin Heboh

“Kita semua harus mulai menghargai sesama, karena setiap orang punya peran penting dalam produksi film,” tutupnya penuh harapan.

(Klikinfo.id/SN)

banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *