Kasus Perundungan Digoreng Publik, Kunto Aji: Pengalihan

  • Bagikan
Kunto Aji
Penyanyi Kunto Aji Wibisono menilai kasus bullying kini tengah digoreng di media sosial diduga sebagai pengalihan isu Pemilu 2024. (Kolase Klikinfo.id/Wikipedia.iStock)

KLIKINFO.ID, JAKARTA – Penyanyi Kunto Aji Wibisono menilai kasus bullying atau perundungan yang tengah ramai diperbincangkan di media sosial (Medsos) diduga dimanfaatkan untuk mengalihkan isu Pemilu 2024 yang tengah memanas.

Hal itu diungkap langsung Kunto Aji melalui akun media sosial X @kunoajiw dikutip redaksi Klikinfo.id, Rabu (21/2/2024).

Seperti yang diketahui, kasus perundungan tersebut diduga turut menyeret seorang anak dari presenter dan musisi, Vincent Ryan Rompies.

“Ngeliat akun-akun kayak apa yang ngegoreng isu anak artis ini. jadi makin yakin ini bagian dari pengalihan,” tulis akun X @kunoajiw.

Kunto Aji mengatakan memang kasus bullying tersebut perlu dikawal dan ditangani dengan tepat.

Namun, Ia meminta masyarakat untuk terus mengawal proses pemilu 2024 dan tidak lengah dengan berita yang terjadi.

“Dua-duanya butuh perhatian, tetapi jangan lupa masalah pemilu ini berpengaruh ke kehidupan kita 5 tahun ke depan. Ini udah gawat banget,” tegas Kunto Aji.

Baca Juga :  Unggul Quick Count, Andre Taulany Ucapkan Selamat ke Prabowo Subianto

Menanggapi cuitannya, Warganet menyampaikan kasus bullying cuma berita sementara.

Sehingga ketika kebenaran terungkap publik baru akan fokus ke proses pemilu.

“Kawal dua-duanya, aku yakin ini cuma jadi hot news sementara aja, maksudnya mungkin setelah diadili dan hasilnya keluar, pasti masyarakat bakal ngawal pemilu lagi ko,” kata warganet.

“Tapi urusan pemilu ini lebih urgent lho,” timpal Kunto Aji.

Di akhir postingannya, Kunto Aji yang juga sempat menjadi petugas KPPS berharap warganet bisa terus mengawal keadilan untuk Pemilu tahun ini.

“Yok tetap fokus, ini pemilu dan manuvernya butuh pengawasan kita,” pungkas Kunto Aji.

Bahkan banyak dari warganet yang mendukung dan sepemikiran dengan Kunto Aji.

Pasalnya, warganet menilai publik malah teralihkan isu lain.

“Mari tetap fokus pada pemilu dan menjaga kewaspadaan terhadap manuver-manuver yang terjadi. Kita tidak boleh teralihkan oleh isu-isu yang tidak relevan,” kata warganet.

Baca Juga :  Strategi Kampanye Komeng, Ridwan Kamil: Jadi Referensi di Masa Depan

“Nah ini yang saya perhatiin juga dari kemarin mas, yang ngegoreng kaya khas banget akun-akun seperti itu mulu dan bener-bener fokus ke salah satu artis itu doang lagi,” ujar warganet lain.

“Dan yang itu pun sudah ditangani polisi. Sementara kecurangan terhadap rakyat malah ditutupi,” tandas warganet lainnya.

Kritisi KPU

Penyanyi Kunto Aji Wibisono mengkritik Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Diketahui, Kunto Aji kecewa saat KPU yang seolah-olah menyalahkan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).

Menuru Kunto Aji, KPU menyalahkan petugas KPPS karena ada kekeliruan dalam perhitungan suara di Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) KPU.

Kunto Aji menyebut petugas KPPS sudah bekerja keras.

Bahkan petugas KPPS mengorbankan waktu dan tenaga.

Parahnya, ada petugas KPPS sampai meninggal dunia saat bertugas.

Hal itu disampaikan langsung Kunto Aji melalui Instagram Story miliknya, yang dikutip redaksi Klikinfo.id, pada Selasa (20/2/2024).

Baca Juga :  Kampanye Akbar AMIN dan Prabowo-Gibran di Jakarta, Ini Respons Kabaharkam Polri

Gausah ada pemilu aja gak sih kalo gini dari kemarin?” kata Kunto Aji.

“Petugas sampai ada yang meninggal,” imbuhnya.

Pria 37 tahun ini menyatakan petugas KPPS adalah sukarelawan yang membantu jalannya Pemilu 2024.

Supaya berjalan dengan Luber Jurdil (Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur dan Adil).

“KPPS itu orang-orang yang gak punya kepentingan, warga yang punya kerjaan lain, punya kesibukan lain, pontang panting bantuin proses pemilu jurdil,” jelas Kunto Aji.

Tak hanya itu, Kunto Aji menilai aplikasi Sirekap yang mengalami masalah sampai anggota KPPS kesulitan saat menginput data.

“Yang bermasalah aplikasinya, terus gak bisa direvisi,” tandas Kunto Aji.

Menurut Kunto Aji, dengan terjadinya peristiwa ini dapat berpotensi menghancurkan demokrasi Indonesia.

“Ini sudah bukan masalah lo dukung paslon mana, ini monster yang diciptakan, yang bisa menghancurkan demokrasi kita ke depan,” tutupnya.

(Klikinfo.id/SHA/RAM)

banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *