KLIKINFO.ID, JAKARTA – Penyebaran wabah cacar monyet (Mpox) yang menjadi perhatian global telah mendorong parlemen Indonesia dan Afrika untuk berkolaborasi dalam mengatasi tantangan ini. Kesepakatan tersebut dihasilkan dalam Indonesia-Africa Parliamentary Forum (IAPF) yang diselenggarakan oleh DPR RI di Bali.
Ketua DPR RI, Puan Maharani, menyoroti peran strategis parlemen dalam menanggulangi isu-isu global dan regional melalui diplomasi damai.
Menanggapi status darurat kesehatan masyarakat global yang ditetapkan oleh WHO untuk Mpox, Puan menegaskan bahwa parlemen memiliki tanggung jawab besar dalam penanganan wabah ini. “Mpox bukan hanya menyebar di Afrika dan Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia,” ujarnya.
Sebagai langkah tindak lanjut, DPR bersama parlemen negara-negara Afrika sepakat untuk mendorong pemerintah masing-masing negara agar melakukan berbagai langkah antisipasi dan mitigasi. Puan juga menyatakan akan mendesak pemerintah Indonesia untuk menjalin kerja sama dengan negara-negara lain, termasuk Afrika, dalam upaya pencegahan penyebaran Mpox.
“Kami akan segera meminta Pemerintah untuk bekerja sama dengan negara-negara lain, tidak hanya Afrika dan Indonesia, tetapi juga negara-negara lain yang dapat membantu menjaga perlintasan agar virus ini tidak menyebar lebih jauh,” jelas Puan.
Puan juga menekankan pentingnya melakukan skrining kesehatan yang ketat bagi setiap orang yang datang dari luar negeri, meskipun pemerintah telah mengaktifkan kembali Peduli Lindungi.
“Di Indonesia, kami sudah melakukan skrining kesehatan secara konkret untuk setiap kedatangan, dan ini tentu tidak boleh menjadi isu baru seperti yang terjadi dengan Covid kemarin,” kata mantan Menko PMK tersebut.
Data terbaru dari Kongo menunjukkan bahwa sekitar 70 persen dari 14.901 pasien yang terinfeksi Mpox adalah anak-anak di bawah usia 15 tahun, dengan lebih dari 321 anak dilaporkan meninggal dunia. WHO menyebutkan bahwa anak-anak lebih rentan mengalami kasus Mpox yang parah dibandingkan orang dewasa.
Di Indonesia, data Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) mengungkapkan bahwa ada 88 kasus Mpox selama periode 2022-2024, dengan rincian 74 kasus hingga 2023 dan 14 kasus di 2024.
Masa inkubasi Mpox berkisar antara 3 hingga 17 hari. Gejala yang perlu diwaspadai meliputi ruam di tangan, kaki, dada, wajah, atau mulut, serta di sekitar alat kelamin, demam, panas dingin, pembengkakan kelenjar getah bening, kelelahan, nyeri otot dan punggung, sakit kepala, serta gangguan pernapasan seperti sakit tenggorokan, hidung tersumbat, atau batuk.
Terkait penanganan Mpox, Ketua Parlemen Zimbabwe, Jacob Mudenda, sebagai perwakilan parlemen Afrika dalam pembukaan IAPF, menyampaikan harapan untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam mengatasi penyakit ini.
“Dari penerapan protokol kesehatan hingga penyediaan vaksin,” kata Jacob Mudenda.
(Klikinfo.id/SN)