KLIKINFO.ID, JAKARTA – Wakil Menteri Perdagangan, Dyah Roro Esti Widya Putri, B.A., M.Sc., menegaskan bahwa Indonesia siap menghadapi tantangan perdagangan global di era Donald Trump melalui langkah strategis yang adaptif dan proaktif. Hal ini disampaikannya dalam kuliah umum bertema “Memahami Visi Pemerintahan Baru dalam Isu Perdagangan Global” di Universitas Pertamina (UPER) pada Selasa, 19 November 2024.
“Kemenangan Trump membawa perubahan signifikan dalam lanskap perdagangan internasional. Indonesia tidak hanya menyesuaikan diri tetapi juga mengambil langkah proaktif dengan memaksimalkan perjanjian dagang strategis,” ujar Roro di hadapan mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional UPER.
Roro memaparkan tiga langkah strategis yang menjadi kunci bagi daya saing Indonesia, yakni diversifikasi ekspor ke pasar non-tradisional, pengembangan UMKM sebagai motor penggerak ekonomi nasional, serta perlindungan pasar domestik dari tekanan impor. Ia optimis bahwa strategi ini dapat mendorong target pertumbuhan ekonomi hingga 8%.
Surplus Dagang Tinggi dan Kinerja Ekspor Stabil
Data BPS menunjukkan bahwa Indonesia mencatat surplus neraca perdagangan sebesar 21,98 miliar USD pada Januari hingga September 2024. Pertumbuhan ekspor yang stabil sebesar 0,39% sejak awal tahun menjadi salah satu faktor pendorong, dengan kontribusi terbesar berasal dari sektor lemak dan minyak hewani/nabati yang mencatat lonjakan hingga 52,67%.
“Kinerja perdagangan ini memberikan optimisme bahwa Indonesia mampu menjaga stabilitas ekonomi nasional sekaligus memperkuat daya saing global,” tambah Roro.
Tantangan dari Kebijakan Trump
Namun, di tengah capaian positif ini, Dr. Ian Montratama, pakar geopolitik dan dosen UPER, mengingatkan risiko dari kebijakan proteksionis Donald Trump. “Trump kemungkinan akan menyoroti surplus perdagangan Indonesia. Sebagai kapitalis, dia akan fokus pada keuntungan negaranya, sehingga Indonesia perlu terus memperkuat strategi dagangnya agar tetap kompetitif,” jelasnya.
Dr. Ian juga menyoroti potensi besar Indonesia yang dapat dimanfaatkan, seperti kekayaan sumber daya alam, populasi muda produktif, dan posisi strategis di forum internasional seperti ASEAN dan G20. Menurutnya, Indonesia memiliki kapasitas untuk menjadi katalisator bagi negara berkembang di tengah dinamika global.
UPER, Mencetak Pemimpin Global
Universitas Pertamina, yang menggelar kuliah umum ini, terus berupaya mempersiapkan pemimpin global melalui program akademik berbasis praktik. “Kuliah umum seperti ini menjadi jembatan antara teori dan realitas, memberikan wawasan langsung tentang tantangan global yang dihadapi Indonesia,” kata salah satu panitia acara.
Bagi calon mahasiswa yang tertarik bergabung dengan UPER, informasi pendaftaran dapat diakses melalui laman resmi: https://pmb.universitaspertamina.ac.id.
(Klikinfo.id/NW)